BUDIDAYA BLOILER

- 10.17

BUDIDAYA BLOILER

 
BUDIDAYA AYAM RAS PEDAGING
1. SEJARAH SINGKAT
Ayam ras pedaging disebut pula broiler, yng adalah jenis ras unggulan hasil
persilangan dari bangsa-bangsa ayam yng mempunyai daya produktivitas tinggi, lebih-lebih
dalam memproduksi daging ayam. Sebetulnya ayam broiler ini baru ternama di Indonesia
sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi
daging ruminansia yng pada tatkala itu makin susah keberadaannya. Sampai-sampai kini ayam
broiler sudah dikenal warga atau juga bisa dikatakan masyarakat Indonesia yang dengannya banyak sekali kelebihannya. Cuma 5-6
minggu telah mampu dipanen. Yang dengannya waktu pemeliharaan yng relatif singkat serta
menguntungkan, maka tidak sedikit peternak baru dan peternak musiman yng bermunculan
diberbagai wilayah Indonesia.
2. SENTRA PERIKANAN
Ayam sudah dikembangkan Amat pesat disetiap negara. Di Indonesia bisnis ternak ayam
pedaging pula telah dijumpai hampir disetiap propinsi
3. JENIS
Yang dengannya macam-macam strain ayam ras pedaging yng sudah beredar dipasaran, peternak
tak butuh risau dalam menentukan pilihannya. Karena seluruh jenis strain yng sudah beredar
mempunyai daya produktifitas relatif percis. Pengertiannya semisalnya terdapat perbedaan,
perbedaannya tak menyolok ataupun Amat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan strain apa
yng akan dipelihara, peternak bisa meminta daftar produktifitas ataupun prestasi bibit yng
dijual di Poultry Shoup. Adapun jenis strain ayam ras pedaging yng tidak sedikit beredar di
pasaran merupakan: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri,
Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro,
Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N,
Sussex, Bromo, CP 707.
4. MANFAAT
Manfaat beternak ayam ras pedaging antara lain, meliputi:
1) penyediaan kebutuhan protein hewani
2) pengisi waktu luang dimasa pensiun
3) pendidikan serta latihan (diklat) keterampilan dikalangan remaja
4) tabungan di hari tua
5) mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif)
5. PERSYARATAN LOKASI
1) Tempat yng cukup jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
2) Tempat gampang terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3) Tempat terpilih bersifat menetap, pengertiannya tak gampang terganggu oleh keperluan-
keperluan lain selain bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisnis peternakan.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum bisnis beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi
yakni: manajemen (pengelolaan bisnis peternakan), breeding (pembibitan) serta feeding
(makanan ternak/pakan)
6.1. Penyiapan Sarana serta Perlengkapan
1) Perkandangan
System perkandangan yng ideal bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisnis ternak ayam ras meliputi: persyaratan
temperatur berkisar antara 32,2-35oC, kelembaban berkisar antara 60-70%,
penerangan/pemanasan sangkar sesuai yang dengannya peraturan yng ada, tata letak sangkar supaya
mendapatkan sinar matahari pagi serta tak melawan arah mata angin kencang, model sangkar
disesuaikan yang dengannya umur ayam, bagi atau bisa juga dikatakan untuk anakan hingga umur 2 minggu ataupun 1 bulan
memakai sangkar box, bagi atau bisa juga dikatakan untuk ayam remaja ± 1 bulan hingga 2 ataupun 3 bulan memakai
sangkar box yng dibesarkan serta bagi atau bisa juga dikatakan untuk ayam dewasa mampu yang dengannya sangkar postal atapun
sangkar bateray. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk kontruksi sangkar tak Perlu yang dengannya bahan yng tidak murah, yng
penting kuat, bersih serta tahan lama.
2) Perlengkapan
a. Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter Perlu dalam keadaan kering, maka tak ada atap yng bocor serta air
hujan tak ada yng masuk meski angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan
litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam yang dengannya tidak banyak kapur serta pasir secukupnya,
ataupun hasi serutan kayu yang dengannya panjang antara 3–5 cm bagi atau bisa juga dikatakan untuk alternatif kulit padi/sekam.
b. Indukan ataupun brooder
Alat ini berbentuk bulat ataupun persegi empat yang dengannya areal jangkauan 1-3 m yang dengannya alat
pemanas di sedang. Fungsinya semisal induk ayam yng menghangatkan anak ayamnya
disaat baru menetas.
c.Tempat bertengger (bila butuh)
Tempat bertengger bagi atau bisa juga dikatakan untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding serta diusahakan
kotoran jatuh ke lantai yng gampang dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup supaya terhindar
dari angin serta letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
d Tempat makan, minum serta tempat grit
Tempat makan serta minum Perlu tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium ataupun
apa saja yng kuat serta tak bocor pula tak berkarat. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk tempat grit yang dengannya kotak
khusus
e. Alat-alat rutin
Alat-alat rutin salah satunya alat kebugaran atau kesehatan ayam semisal: suntikan, gunting operasi, pisau
potong operasi kecil, serta lain-lain.
6.2. Pembibitan
Ternak yng dipelihara haruslah memenuhi persyaratan menjadi berikut:
a) ternak sehat serta tak cacat pada fisiknya
b)pertumbuhan serta perkembangannya normal
c) ternak berasal dari pembibitan yng dikenal keunggulannya.
d) tak ada lekatan tinja di duburnya.
1) Pemilihan Bibit serta Calon Induk
Ada beberapa pedoman teknis bagi atau bisa juga dikatakan untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)/ayam umur
sehari:
a. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yng sehat.
b. Bulu tampak halus serta penuh dan baik pertumbuhannya .
c.Tak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d. Anak ayam mempunyak nafsu makan yng baik.
e. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f. Tak ada letakan tinja diduburnya.
2) Perawatan Bibit serta Calon Induk
Di lakukan setiap tatkala, bila ada gejala kelainan pada ternak agar bisa segera diberi
perhatian secara khusus serta diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan
setempat ataupun dokter hewan yng bertugas di daerah yng bersangkutan.
6.3. Pemeliharaan
1) Pemberian Pakan serta Minuman
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yakni fase starter (umur 0-4
minggu) serta fase finisher (umur 4-6 minggu).
a. Kualitas serta kuantitas pakan fase starter merupakan menjadi berikut:
-kualitas ataupun kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat
kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
-kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yakni minggu pertama
(umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor,
- Jadi jumlah pakan yng dibutuhkan tiap ekor hingga pada umur 4 minggu sebesar 1.520
gram.
b. Kualitas serta kuantitas pakan fase finisher merupakan menjadi berikut:
-kualitas ataupun kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat
kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% serta energi (ME) 2900-3400 Kcal.
- kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yakni: minggu ke-5
(umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor,
minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor serta minggu ke-8 (umur 51-57 hari)
161 gram/hari/ekor.
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari merupakan 3.829 gram.
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yng dikelompokkan dalam 2 (dua) fase
yakni:
a. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing
minggu, yakni minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1
liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor serta minggu ke-4 (22-
29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yng dibutuhkan hingga umur 4 minggu merupakan sebanyk 122,6
liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula
serta obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yng diberikan merupakan 50
gram/liter air.
b. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yakni minggu
ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor,
minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor serta minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1
liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyk 333,4 liter/hari/ekor.
c.Pemberian probiotik MiG Ternak / migro SUPLEMEN dicampur pada air minum
yang dengannya perbandingan 10ml (1 tutup botol) probiotik MiG Ternak / migro
SUPLEMEN yang dengannya 4 – 5 liter air. Pemberian probiotik yang telah di sebutkan langsung pada
cawan-cawan air minum, jangan di berikan/dicampur pada tangki system terpusat
(integrated water tangk). Umur 0 – 20 hari, probiotik MiG Ternak / migro
SUPLEMEN diberikan setiap pemberian minum, diatas 20 hari diberikan setiap 2
hari sekali (pagi ataupun sore hari).
Bila tengah software vaksin, pemberian probiotik MiG Ternak / migro SUPLEMEN
pada hari yang telah di sebutkan dihentikan, diberikan kembali keesokan harinya.
2)Pemeliharaan Sangkar
Kebersihan lingkungan sangkar (sanitasi) pada areal peternakan adalah bisnis
pencegahan penyakit yng paling murah, cuma dibutuhkan tenaga yng ulet/terampil
saja. Tindakan preventif yang dengannya memberikan vaksin pada ternak yang dengannya merek serta
dosis sesuai catatan pada label yng dari poultry shoup. Supaya bangunan sangkar bisa
bermanfaat secara efektif, maka bangunan sangkar butuh dipelihara secara baik yakni
sangkar selalu dibersihkan serta di awasi/dicek andaikan ada bagian yng rusak agar bisa
segera disulam/diperbaiki kembali. Yang dengannya demikian daya guna sangkar mampu maksimal
tanpa mengurangi persyaratan sangkar bagi ternak yng dipelihara.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Penyakit
1) Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah serta mencret, nafsu makan tidak lebih, sayap terkulasi, bulu kusam
menggigil kedinginan. Pengendalian: (1) melindungi kebersihan lingkungaan, melindungi
litter tetap kering; (2) yang dengannya Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal,
Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum ataupun sulfaqui moxaline, amprolium,
cxaldayocox.
2) Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: ayam susah bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata
ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yng spesifik adanya
gejala “tortikolis”yakni kepala memutar-mutar tak menentu serta lumpuh. Pengendalian:
(1) melindungi kebersihan lingkungan serta perlengkapan yng tercemar virus, binatang vektor
penyakit tetelo, ayam yng mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yng sakit,
mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yng mensucihamakan/ steril dan
melakukan vaksinasi NCD. Hingga saat ini belum ada obatnya.
7.2. Hama
1) Tungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, Suka mematuk-matuk serta mengibas-ngibaskan bulu lantaran
gatal, nafsu makan turun, pucat serta kurus. Pengendalian: (1) sanitasi lingkungan
sangkar ayam yng baik; pisahkan ayam yng sakit yang dengannya yng sehat; (2) yang dengannya
mempergunakan karbonat sevin yang dengannya konsentrasi 0,15% yng encerkan yang dengannya air
lantas semprotkan yang dengannya mempergunakan karbonat sevin yang dengannya konsentrasi 0,15%
yng encerkan yang dengannya air lantas semprotkan ketubuh pasien. Yang dengannya fumigasi ataupun
pengasepan mempergunakan insektisida yng gampang menguap semisal Nocotine sulfat
ataupun Black leaf 40.
8. PANEN
8.1. Hasil Utama
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisnis ternak ayam pedaging, hasil utamanya merupakan berupa daging ayam
8.2. Hasil Tambahan
Bisnis ternak ayam broiler (pedaging) merupakan berupa tinja ataupun kotoran sangkar serta bulu
ayam.
9. PASCAPANEN
9.1. Stoving
Penampungan ayam sebelum di lakukan pemotongan, umumnya ditempatkan di sangkar
penampungan (Houlding Ground)
9.2. Pemotongan
Pemotongan ayam di lakukan dilehernya, prinsipnya supaya darah keluar keseluruhan ataupun
sekitar 2/3 leher terpotong serta ditunggu 1-2 menit. Hal ini supaya kualitas daging tidak jelek alias bagus, tak
gampang tercemar serta gampang busuk.
9.3. Pengulitan ataupun Pencabutan Bulu
Tatacaranya ayam yng sudah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7-54,4 oC). Lama
pencelupan ayam broiler merupakan 30 detik. Bulu-bulu yng halus dicabut yang dengannya
membubuhkan lilin cair ataupun dibakar yang dengannya nyala api biru.
9.4. Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong tidak banyak, seluruh isi perut (hati, usus serta ampela) dikeluarkan.
Isi perut ini bisa dijual ataupun diikut sertakan pada daging siap dimasak dalam kemasan
terpisah.
9.5. Pemotongan Karkas
Kaki serta leher ayam dipotong. Tunggir pula dipotong bila tak disukai. Seusai seluruh
jeroan telah dikeluarkan serta karkas sudah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah
dubur. Lantas ayam didinginkan serta dikemas.


Sumber rujukan dan gambar : http://ayampotong88.blogspot.com/2012/01/budidaya-broiler.html.

Seputar BUDIDAYA BLOILER

Advertisement
 

Cari Artikel Selain BUDIDAYA BLOILER