PENYAKIT AYAM POTONG

- 12.42

PENYAKIT AYAM POTONG

 
PENYAKIT AYAM POTONG
PENYAKIT AYAM POTONG
PENYAKIT NDND adalah masalah besar serta momok bagi dunia peternakan, lantaran penyakit ini bisa memicu angka kematian yng Amat tinggi (mencapai 100%) serta waktu penyebarannya yng Amat cepat, baik pada ayam ras, ayam buras ataupun jenis unggas lain-lainnya. Pendapat dari para ahli, penyakit ini bisa menular pada kita-kita yang dengannya gejala klinis conjunctivitis (radang konjunctiva mata) meskipun kasusnya Amat jarang dijumpai. Sedangkan pada unggas serta burung liar lain-lainnya yang dengannya gejala klinis berupa gejala syaraf, gejala pernafasan serta gejala pencernaan. Penyebab serta Kejadiannya Penyakit ND disebabkanoleh virus dari famili Paramyxoviridae yang dengannya genus Pneumovirus ataupun Paramyxovirus, dimana virus ini bisa menghemaglutinasi darah. Penyakit ini pertama kali didapati oleh Doyle pada tahun 1926 didaerah Newcastle Inggris serta pada tahun yng percis Kraneveld menjumpai virus penyakit ini di Bogor. Fenomena penyakit ini didapati di seluruh dunia, dimana menyerang seluruh jenis unggas salah satunya burung liar. Virus penyakit ini bisa didapati pada organ-organ semisal alat pernafasan, syaraf serta pencernaan. Penyebaran Penyebaran penyakit ini umumnya melalui kontak langsung yang dengannya ayam yng sakit serta kotorannya, melalui ransum, air minum, sangkar, tempat ransum/minum, perlengkapan lain-lainnya yng tercemar oleh kuman penyakit, melalui pengunjung, serangga, burung liar serta angin/udara (bisa mencapai radius 5 km). Virus ND didapati dalam jumlah tinggi selama masa inkubasi hingga masa kesembuhan. Virus ini terdapat pada udara yng keluar dari pernafasan ayam, kotoran, telur-telur yng diproduksi selama gejala klinis serta dalam karkas selama infeksi akut hingga kematian. Gejala Klinis Gejala penyakit ini bisa diamati melalui gejala pernafasan semisal bersin-bersin, batuk, sukar bernafas, megap-megap serta ngorok; gejala syaraf berupa sayap terkulai, kaki lumpuh (jalan terseret), jalan mundur (sempoyongan) dan kepala serta leher terpuntir (torticoles) yng adalah gejala khas penyakit ini. Lantas gejala pencernaan meliputi diare berwarna hijau, jaringan sekitar mata serta leher bengkak, pada ayam petelur produksinya berhenti, kalau telah sembuh kualitas telurnya tidak bagus, warna abnormal, bentuk serta permukaannya abnormal serta putih telurnya encer. Hal ini penyebabnya yaitu oleh lantaran organ reproduksinya tak bisa normal kembali. Biasanya kematian anak ayam serta ayam muda lebih tinggi dibandingkan ayam tua. Bedah Bangkai Bagi atau bisa juga dikatakan untuk lebih membuat yakin bahwasanya suatu peternakan benar ataupun tidanya terserang ND, maka tindakan bedah bangkai merupakan jalan paling baik dalam menegakkan diagnosa. Pada kasus ND hasil bedah bangkai berupa gejala khas penyakit ini, yakni adanya bintik-bintik merah (ptechie) pada proventriculus (kantong depan ampela). Selain itu pula berlangsung perubahan pada lapisan usus berupa pendarahan serta kematian jaringan (nekrosa). Pada organ pernafasan akan mengalami eksudasi serta kantong udaranya menipis. Penanggulangan Berhubung penyakit ND penyebabnya yaitu oleh virus maka hingga tatkala ini belum ada satu jenis obat yng efektif bisa menyembuhkan penyakit ini. Penanggulangan penyakit ND cuma bisa di lakukan yang dengannya yang dengannya tindakan pencegahan (preventif) melalui program vaksinasi yng baik. Ada dua jenis vaksin yng bisa diberikan yakni vaksin aktif serta vaksin inaktif. Vaksin aktif berupa vaksin hidup yng sudah dilemahkan, diantaranya yng tidak sedikit dipakai merupakan strain Lentogenic lebih-lebih vaksin Hitchner B-1 serta Lasota. Vaksin aktif ini bisa memicu kekebalan dalam kurun waktu yng lama menjadikan penggunaan vaksin aktif lebih dianjurkan dibanding vaksin inaktif. Program vaksinasi Perlu di lakukan yang dengannya seksama serta diperhatikan masa kekebalan yng ditimbulkan. Vaksinasi pertama sebaiknya diberikan paling lambat hari ke-empat umur ayam, lantaran penundaan hingga umur dua minggu serta seterusnya akan menghilang-kan kemampuan pembentukan antibodi aktif oleh antibodi induk, karena pada umur yang telah di sebutkan antibodi induk telah tak berfungsi lagi. Program vaksinasi pada ayam pedaging sebaiknya di lakukan pada umur tiga hari serta vaksinasi lanjutan pada umur tiga minggu, sedangkan pada ayam petelur pada umur tiga hari, empat minggu, tiga bulan serta selanjutnya tiap empat bulan sesuai kebutuhan. Pemberian vaksin bisa di lakukan yang dengannya tatacara semprot, tetes (mata, hidung, mulut), air minum serta suntikan. Hal-hal penting yng Perlu diperhatikan dalam melaksanakan vaksinasi diantaranya : · Vaksinasi cuma di lakukan pada ternak yng benar-benar sehat · Vaksin segera diberikan sesudah dilarutkan · Hindari vaksin dari sinar matahari langsung · Hindari hal-hal yng bisa memicu stress berat pada ternak · Cuci tangan yang dengannya detergen sebelum serta seusai melakukan vaksinasi Penutup Mengingat kerugian ekonomi yng ditimbulan oleh penyakit ND ini Amat tinggi maka jalan paling baik dalam menanggulaninya merupakan yang dengannya menjalankan program manajemen yng ketat berupa program vaksinasi serta sanitasi lingkungan yng baik guna menghindari penyakit ini menjadikan keuntungan akan bisa lebih meningkat.
PENYAKIT CRD Didasari data, kasus serangan peyakit unggas lebih-lebih ayam di tahun 2003 yakni penyakit ngorok yng komplek ataupun Suka pula disebut Chronic Respiratory Desease (CRD) komplek. Memanglah tatkala ini CRD komplek masih sulit ditangani, padahal kerugian yng ditimbulkannya taklah tidak banyak. Hal ini dihubungkan yang dengannya rendahnya laju pertumbuhan, tingginya angka kematian serta tingginya konversi ransum. Kerugian lain akibat CRD komplek merupakan keseragaman bobot badan yng tak tercapai serta banyaknya ayam yng Perlu diafkir, menjadikan para peternak akan merugi.CRD komplek adalah gabungan penyakit yang dengannya 2 (dua) komponen yakni Mycoplasma galisepticum serta bakteri Escherichia coli. Faktor penentu menularnya penyakit ini merupakan system pemeliharaan yang dengannya suhu lingkungan yng tinggi yakni panas ataupun dingin, kelembaban tinggi, minimnya ventilasi, kepadatan ternak terlalu tinggi serta tatacara pemeliharaan yng banyak sekali umur. Biosecurity yng ketat serta pemilihan antibiotik yng spesifik adalah langkah yng Perlu di tempuh bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyelamatkan ayam dari penyakit yang telah di sebutkan.Penyakit ngorok ataupun CRD pada ayam ini adalah suatu penyakit yng menyerang saluran pernafasan dimana sifatnya kronis. Disebut “kronis karena penyakit ini berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama (menahun) dan ayamnya tidak sembuh-sembuh”. Penyebab utamanya merupakan keracunan Mycoplasma galisepticum, satu dari sekian banyaknya gejala khas CRD merupakan ayam yang telah di sebutkan ngorok, menjadikan peternak menyebutnya penyakit ngorok.Menjadi penyakit tunggal, CRD jarang hingga memicu kematian akan tetapi memicu angka kesakitan yng tinggi. Di lapangan kasus CRD murni jarang didapati, yng Suka didapati merupakan CRD komplek, yakni penyakit CRD yng diikuti oleh infeksi penyakit lain-lainnya, lebih-lebih Suka diikuti oleh bakteri Escherichia coli.CRD komplek bisa memicu kerugian ekonomi yng cukup besar. Penyakit ini bisa memicu kematian. Selain itu, bisa memicu pertumbuhan terhambat, mutu karkas tidak bagus, produksi telur menurun, keseragaman bobot badan yng tak tercapai serta banyaknya ayam yng Perlu diafkir pula makin membuat besar biaya pengobatan.Penyakit ngorok komplek pada ayam ini bisa berkomplikasi yang dengannya mikroba penyakit lain semisal yang dengannya penyakit tetelo ataupun New Castle Desease (ND), Infetious Bronhitis (IB) serta E. coli. CRD bisa menyerang ayam pada seluruh umur yang dengannya angka penularan yng cepat.Penyebab penyakit ini, mampu terdapat di ayam yng sehat, dimana ayam yang telah di sebutkan disebut ayam pembawa penyakit (carier). Ayam yng terserang CRD tatkala daya tahan tubuhnya menurun pada waktu stress semisal pindah sangkar, kedinginan, vaksinasi, potong paruh, ventilasi tidak bagus, litter lembab, kadar amonia tinggi ataupun ayam terserang penyakit lain.Kerugian akibat CRD komplek diantaranya merupakan kegagalan vaksinasi, lantaran CRD komplek bersifat immunosupressant ( menekan kekebalan), terhambatnya pertumbuhan, tingginya angka kematian, tingginya biaya pengobatan serta meningkatnya konversi ransum.Bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberantas CRD komplek ini tak gampang. Tatacaranya merupakan yang dengannya melakukan pengobatan yng tepat, melakukan hal yng bisa memicu putusnya mata rantai penyebab terjadinya CRD komplek. Misalnya kita Perlu melindungi masuknya agent penyakit ke dalam tubuh ayam, selain itu para peternak Perlu mempertahankan kebugaran atau kesehatan ayamnya yang dengannya memberikan multivitamin serta pula para peternak Perlu memelihara lingkungan sangkar agar bisa segar serta sehat, tentunya tak pengap, ventilasi cukup serta tak lembab. Selain itu kepadatan sangkar Perlu selalu diperhatikan, menjadikan udara bersih selalu terjamin. Suhu sangkar yng terlalu panas pula bisa memicu meningkatnya nafsu minum serta menurunnya nafsu makan. Yang dengannya meningkatnya nafsu minum, maka akan merangsang peningkatan urinasi serta litter menjadi basah, menjadikan konsentrasi ammonia tinggi serta bisa memicu gangguan pernafasan, akhirnya ayam akan rawan terhadap CRD komplek.Suatu seni manajemen dalam melakukan pengendalian CRD komplek yng efektif merupakan yang dengannya melakukan pemeriksaan terhadap anak ayam umur 1 (satu) hari ataupun Suka disebut yang dengannya Day Old Chick (DOC) dari pembibitnya, hasil diagnosa yng tepat bersamaan yang dengannya biosecurity yng efektif serta pelaksanaan tatalaksana pemeliharaan yng baik. Adapun cara-cara melakukan pengendalian CRD komplek yakni (1) memperbaiki tatalaksana sangkar, (2) melakukan sanitasi air minum yng baik, (3) melakukan pengobatan yng tepat serta (4) melaksakan biosecurity yng ketat.Langkah-langkah bagi atau bisa juga dikatakan untuk melakukan biosecurity yng ketat antara lain (1) melakukan pengafkiran pada ayam yng terinfeksi, (2) membersihkan sangkar yang dengannya tekanan air yng tinggi dan melakukan penyemprotan sangkar yang dengannya memakai desinfektan, (3) kosongkan sangkar minimal 2 (dua) minggu sesudah sangkar dibersihkan, (4) pengontrolan lalu-lintas yang dengannya mengontrol kendaraan yng keluar masuk tempat peternakan.Dari uraian yang telah di sebutkan di atas maka bisa disimpulkan andaikan peternakan kamu di kenai CRD komplek, yng butuh diperhatikan merupakan (1) menekan kadar amonia serta debu yng ada di sangkar, yang dengannya melakukan perbaikan pada kondisi sangkar, mengurangi kepadatan sangkar, perhatikan tatalaksana litter, ventilasi sangkar serta pengaruh lingkungan, (2) pemeliharaan ayam Perlu di lakukan secara all-in all-out, (3) melakukan pemilihan obat yng tepat serta kita Perlu memperhatikan faktor resistensi dari kuman.Harapan penulis, andaikan peternakan kamu di kenai CRD komlpek, jangan panik, lakukanlah penanganannya semisal yng telah penulis uraikan.


Sumber rujukan dan gambar : http://ayampotong88.blogspot.com/2012/01/cara-memelihara-ayam-potong_30.html.

Seputar PENYAKIT AYAM POTONG

Advertisement
 

Cari Artikel Selain PENYAKIT AYAM POTONG